Home » » Arjuna 12 Perkembangan Birahi

Arjuna 12 Perkembangan Birahi

Unknown | Jumat, April 12, 2013 | 1komentar
Dicobanya daster itu dengan menempelkannya didepan tubuhnya, dan ternyata tidak sama dengan ukuran tubuhnya. Daster itu bermodel rok di atas lutut, namun karena ukurannya kecil, jatuhnya tepat di tengah antara pantat dan lututnya. 

Untung saja ada karetnya sehingga bila dipaksa dipakai tidak akan robek.“Ibu ga suka, ya?” tampak wajah Arjuna menjadi sedih. Dewi berfikir mungkin karena Arjuna melihat reaksi dari dirinya yang terkejut.“Oh, Ibu suka,” katanya untuk menghIbur Arjuna.“Ibu pakai ya nanti malam? Udah Arjuna cuci tuh…”Dewi hanya mengangguk. Namun ia menjawab,“Ibu pakai, nanti kalau Bapakmu sudah selesai makan.”Itu berarti kalau Bapak tidak masuk rumah lagi, pikir Arjuna. 

Tentunya Ibunya takut kalo Bapaknya melihat Ibunya memakai daster kecil sehingga membuat tubuh menjadi seksi.“Arjuna boleh lihat ya? Soalnya Arjuna bangga kalau Ibu memakai pemberian Arjuna.”Dewi hanya mengangguk pelan.Malamnya, ketika Waluyo telah merebahkan diri di bale-bale, Dewi masuk kamarnya. Arjuna sudah siap di atas lemari mengintip Ibunya. Ibunya membuka kainnya sehingga hanya memakai kutang dan celana dalam. Lalu dipakainya daster itu. Daster itu tidak bertali dan menunjukkan sedikit bagian dada dan agak banyak bagian punggung. 

Ketika bercermin, Dewi melihat bahwa tali BH nya menyembul keluar, dan di bagian punggung Bhnya terlihat sehingga tampak tidak begitu enak untuk di lihat.Dengan cekatan tanpa membuka daster, Dewi membuka Bhnya dan menaruhnya di tempat tidur. Barulah dapat dilihat seorang perempuan seksi memakai daster, dengan pentil terlihat menyembul dari balik kain dasternya. 

Dewi merasa sedikit malu, karena yang dilihat di cermin tampak seperti bukan perempuan baik-baik, namun di lain pihak ia merasa amat seksi sehingga ia cukup lama bercermin dan melihat keadaannya dari berbagai sudut.Arjuna yang tak sabar segera turun dari lemari dan mendatangi kamar Ibunya. Dewi terkejut ketika didengarnya pintu kamar diketuk. Apakah suaminya mau masuk? Namun didengarnya Arjuna memanggilnya perlahan, maka Dewi membuka pintu.“Wah….. Ibu cantik sekali,” kata Arjuna ketika melihat Dewi, “ dan Arjuna bangga Ibu menjadi cantik karena pemberian Arjuna. Kok Arjuna baru tahu ya, kayaknya Ibu ini wanita tercantik di desa kita.”Dewi merasa jengah namun bahagia juga. Ia tidak curiga maupun heran, karena dipikirnya anaknya memuji dia karena sayang saja. Maka Dewi memeluk Arjuna sambil mencium pipi kirinya.“Terimakasih ya, Jun.”“Ibu, kok Cuma pipi? Kan kita cium bibir.”Dewi kemudian mencium bibir Arjuna.“pipi kanan belum.”Dewi mencium pipi kanan Arjuna.“sekarang giliran Arjuna, karena Ibu mau memakai pemberian Arjuna, maka Arjuna juga sangat berterima kasih.”Arjuna mencium kedua pipi Ibunya. Kali ini sudah tiga detik. Lalu diciumnya bibir Ibunya. Sedetik, dua detik, tiga detik, empat detik.. Dewi merasakan tubuhnya hangat karena ciuman bibir Arjuna yang hangat seakan menjalar ke seluruh badannya. Setelah lima detik Arjuna melepaskan bibirnya.“Bu?”“Ya?” jawab Dewi dengan suara sedikit serak.“Arjuna sayang banget sama Ibu. 

Boleh kan kalo Arjuna mencium Ibu kapan saja?”“Maksud kamu?”“Maksudnya ga hanya waktu pamit saja. Soalnya Arjuna pengen kasih liat bahwa Arjuna sayang sama Ibu.”“Boleh saja.”Arjuna kemudian mencium bibir Ibunya lagi. Mereka berangkulan semakin erat. Lalu setelah lima detik, Arjuna melepaskan bibirnya dan rangkulannya dan pamit untuk tidur. Sebenarnya ia buru-buru pergi karena tidak mau membuat Ibunya curiga dan selain itu ia ingin masturbasi di kamar.Ketika Arjuna bangun, Ibunya sedang menata piring untuk sarapan di bale-bale.

Tubuhnya membungkuk ke depan. Arjuna menyapa Ibunya, lalu mencium pundak Ibunya selama lima detik. Ia mencium bau ketiak Ibunya secara jelas.“Ih ngapain kamu cium pundak Ibu? Lagian Ibu kan belum mandi.”“Katanya Arjuna boleh cium kapan aja. Dan biar Ibu belum mandi tetap aja wangi, kok.”“bau gini kok wangi? Ngaco!”Ibunya lalu duduk di pinggir bale-bale. Arjuna yang pintar itu segera duduk di sebelahnya.“Untuk Arjuna sih bau badan Ibu itu wangi. Ga percaya?”Arjuna mengangkat tangan Ibunya lalu membenamkan wajahnya di ketika Ibunya yang lembab. 

Hidungnya dibelai bulu ketiak halus namun tidak lebat milik Ibunya. Bau tubuh Ibunya kini menyerang hidungnya dan menguasai otaknya.Ibunya yang kegelian menarik tubuhnya ke samping dan tertawa sambil berkata,“dasar bocah gemblung! Makan sana!”Maka Arjuna makan dengan lahap. Setelah itu, seperti biasa, ia mencium pipi dan bibirnya Ibunya. Kali ini proses ciuman di bibir sudah lima detik. Ibunya mendorong kepala Arjuna perlahan dan berkata,“Nanti kamu terlambat sekolah.”Arjuna hanya tertawa, lalu mencium ketek Ibunya. 

Perkembangan Birahi
Arjuna
Namun karena sedang tertutup, maka ia mencium bagian kiri atas dada Ibunya dan tangan kirinya tepat ditempat di mana ketek itu berada.“Mending Ibu jangan mandi deh sebelum sarapan,” kata Arjuna lalu bergegas berangkat ke sekolah.Setelah itu Ibunya tidak pernah mandi sebelum selesai sarapan yang menyebabkan Arjuna mengintip Ibunya mandi hanya pada sore hari saja. Ada sedikit penyesalan, namun setidaknya dia dapat mencium Ibunya tidak hanya pipi dan bibir.Aktivitas cium Arjuna menjadi bertambah. Kini bilamana mereka berduaan saja, maka Arjuna mencium pundak Ibunya, pipinya dan bibirnya. Pertama-tama hanya sekilas, namun karena Ibunya tidak marah, maka menjadi lebih lama. Namun untuk tidak mencurigakan, maka ciuman itu dilancarkan sekali-kali dan belum beruntun. Arjuna segera mencari akal agar dapat menciumi Ibunya secara beruntun.
Share this article :

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Hmmm--> Hot

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Do FoLL'oW - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger