Dewi terkaget, namun
melihat anaknya sudah bergegas mandi ia tidak berkata apa-apa lagi.Setelah
mandi secara cepat, Arjuna mendapatkan Ibunya sedang di bale-bale mempersiapkan
makanan untuk sarapan. Arjuna menghampiri Ibunya dan duduk disampingnya. Dewi
tersenyum. Dari samping,
Arjuna melingkarkan sebelah tangannya ke pinggang Ibunya.
Lalu seperti biasa, Arjuna mencium kedua pipi Ibunya masing-masing sekitar tiga
detik diakhiri dengan kecupan yang menimbulkan bunyi. Lalu mereka berciuman di
bibir. Biasanya sekitar lima detik. Tapi hari itu setelah lima detik, Arjuna
memang melepaskan bibirnya sehingga menimbulkan suara kecupan lagi, namun
kembali menempelkan bibirnya. Setelah lima detik Arjuna mengakhiri lagi dengan
kecupan, namun kembali diciumnya bibir Ibunya.Akhirnya setelah kecupan ketiga,
Dewi mendorong kepala anaknya dan berkata,“Kamu semangat banget hari ini cium
Ibu.”“Habis, Arjuna semakin hari semakin sayang Ibu.”“Ya udah, makan sana.”“Tapi
ketek Ibu kan belum….”“Nanti kamu kesiangan. Lagian, kok kamu seneng banget
ciumin ketek Ibu?”“Kan udah Arjuna bilang, Arjuna suka sekali sama bau badan
Ibu yang belum mandi. Karena inilah bau badan Ibu yang asli. Ga ada bau
tambahan kayak sabun. Kalo mencium bau badan Ibu ini rasanya Arjuna semakin
dekat sama Ibu.”“Ya udah. Jangan lama-lama. Nanti kamu kesiangan.”Dewi
mengangkat tangan kirinya ke atas. Tangan yang dekat dengan Arjuna. Arjuna
berkata,“Ibu nanti pegal. Ibu tiduran aja sebentar.”“Aduh. Sempit di bale-bale.
Banyak perabotan. Piring, periuk sama gelas.”“Yah…. Di kamar Ibu aja, ya?
Sebentar.”Pertama-tama Ibunya enggan, namun Arjuna yang pintar itu memelas dan
dengan alasan ingin lebih dekat dan mengenal Ibunya, dan salah satu caranya
adalah mengenal bau tubuh Ibunya, selain itu ciuman juga akan semakin
mendekatkan juga menambah rasa sayang mereka, akhirnya Ibunya mengalah.
0 komentar:
Posting Komentar