Home » » Arjuna Bagian 10

Arjuna Bagian 10

Unknown | Minggu, April 21, 2013 | 0 komentar
Cerita Sebelumnya Kulit Ibunya licin di wajah Arjuna karena keringat. Baik keringat Arjuna sendiri dan Ibunya kini berbaur. Dapat dirasakan Arjuna, buah dada Ibunya menekan dadanya sendiri. Ingatan akan bentuknya membuat burung Arjuna kini menegak sampai seratus persen dan tidak dapat bertambah panjang lagi. Maka Arjuna membenamkan wajahnya di dada Ibunya, dapat dirasakan bibirnya menempel di bagian atas kedua payudara Ibunya dan sedikit bibirnya menempel di sela-sela buah dada itu yang seakan adalah jurang pemisah kedua gundukan indah.Tiba-tiba Dewi membeku. 

Lalu mendorong tubuh anaknya sambil berkata,“Jun, sekarang kamu mandi dulu. Badan kamu keringetan.”Arjuna kecewa. Namun ia harus sabar. Ia tahu bahwa usahanya tidak akan langsung berhasil melainkan keberhasilan akan datang bila ia sabar. Maka Arjuna bergegas bangkit untuk mandi, sesuai dengan perintah Ibunya.Untuk selanjutnya, Arjuna terus membantu di rumah. 
 
Sexy Booo
Arjuna Bagian 10
Bahkan tanpa disuruh ia membantu. Ketika atap bocor, maka Arjuna tanpa diminta membetulkannya. Ketika pagar perlu diperbaiki, ia segera membetulkannya. Untuk sebulan kemudian, Arjuna menjadi anak yang berbakti sekali, menjadikannya tidak hanya disayang Dewi, melainkan bahkan mulai dipuji oleh Waluyo.Selama sebulan itu ia tidak pernah berpelukan lagi dengan Ibunya. Maka Arjuna berpikir apa yang akan menjadi aksinya berikut, karena usahanya tampak tidak berhasil menambah kedekatannya dengan Ibunya. Akhirnya ia menemukan suatu akal.Saat itu Arjuna akan pergi sekolah. Ia telah sarapan dan sudah berseragam dan menyandang tasnya. Ibunya sedang membereskan bale. Karena mereka selalu sarapan di sana, berhubung tidak punya meja makan. Arjuna menghampiri Ibunya dan mencium tangannya seperti kebiasaannya selama ini. 

Namun setelah itu ia bertanya kepada Ibunya,“Bu, kenapa ya, orang indonesia cium tangan orangtuanya ketika mau pergi?”“Mmmm….. sudah tradisi dari dulu, Jun.”“Iya, tradisi ini memang bagus, karena menunjukkan rasa hormat pada orang tua. Namun sepertinya tetap memberikan jarak. Sepertinya susah sekali untuk menjadi dekat dengan orangtua.”“Maksud kamu apa sih, Jun?”“Iya, Bu. Waktu itu Arjuna nonton film barat di kelurahan. Itu loh yang hari minggu. 

Film tentang keluarga yang harmonis di Amerika sana.”“Terus?”“Di sana mereka bukan cium tangan, lho Bu.”“Lah? Terus bagaimana?”“Mereka itu cium pipi kanan kiri. Kalau dilihat, keluarga mereka dekat sekali.

Banyak masalah dalam keluarga diselesaikan dengan mudah dengan saling berbicara bukan seperti orangtua dan anak, tapi seperti sederajat begitu. Mungkin itu karena mereka sangat dekat satu sama lain.”“Itu kan orang Amerika, Jun. kita kan orang Indonesia.”“Iya sih. Tapi selama sebulan ini, Arjuna bantu Ibu di rumah, Arjuna merasa kita menjadi semakin dekat. Ga kayak dulu-dulu. Sekarang kita banyak ngomong, deket sekali, Bu. Nah, Arjuna pikir, Ibu dan Arjuna sudah mulai berbicara dengan nyaman, seperti sederajat, sudah kayak orang Amerika itu dan terbukti hubungan kita lebih dekat lagi
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Do FoLL'oW - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger